SIC MUNDUS CREATUS EST
Bagi kalian yang pernah menyaksikan drama serial dari Netflix yang berjudul “Dark” tentu tidak asing dengan kalimat berbahasa latin di atas. Setelah menyelesaikan season 2 dari serial drama ini, saya kembali terpikirkan mengenai bagaimana rumitnya jika salah satu garis waktu mengalami intervensi dari masa lalu atau masa datang.
Jika kalian belum menonton, Dark adalah sebuah serial drama produksi Netflix yang bercerita tentang adanya sebuah lubang hitam yang tercipta karena sebuah kecelakaan di pembangkit listrik tenaga nuklir di sebuah kota fiktif di Jerman bernama Winden. Lubang hitam tersebut mampu menghubungkan garis waktu antara 33 tahun di masa lalu dan 33 tahun di masa yang akan datang.
33 tahun sendiri menurut teori di serial tersebut adalah suatu siklus dalam kalender lunar yang diperlukan bulan untuk dapat kembali ke posisi aslinya. 12 bulan pada kalender lunar menjadi satu tahun, satu bulan kalender lunar dapat diartikan sebagai waktu yang diperlukan bulan untuk berotasi pada sumbunya hingga melewati new moon, half moon dan full moon lalu kembali ke posisi aslinya. Satu periode bulan memerlukan waktu sekitar 29.5 hari. Dengan begitu, satu tahun dalam kalender lunar berjumlah 354 hari sedangkan satu tahun dalam kalender matahari berjumlah 365 hari, sehingga terdapat perbedaan 11 hari antara kalender bulan dan kalender matahari dan perbedaan ini akan menjadi sama kembali setelah melewati waktu 33 tahun.
Kalian akan menemukan banyak kerancuan mengenai asal usul satu sama lain di kota Winden tersebut. Seperti yang terjadi pada keluarga Khanwald, pada tahun 2019 Michael Khanwald adalah Mikkel Nielsen, teman bermain masa kecil Jonas Khanwald yang disangka hilang tapi ternyata secara tidak sengaja masuk ke lubang waktu hingga kemudian terjebak di waktu 33 tahun sebelumnya di tahun 1986 hingga menjadi dewasa dan menua lalu kemudian di 2019 mempunyai anak yang menjadi teman main masa kecil dirinya sendiri. Lalu jangan lupakan Charlotte Tannhaus adalah anak dari Elisabeth Tannhaus yang merupakan anaknya sendiri lalu kembali ke masa lalu dan menjadi ibu dari Charlotte Tannhaus, bagaimana mungkin Elisabeth menjadi ibu dari ibu nya dan menjadi nenek dari dirinya sendiri. Rumit bukan?
Silsilah keluarga di serial Dark
Saya yakin kalian tentu pernah mendengar teori efek kupu-kupu atau butterfly effect theory kan? Dimana satu kepakan sayap kupu-kupu di suatu negara dapat memicu angin topan di negara lainnya. Hal ini yang mungkin terjadi jika suatu garis waktu mengalami intervensi dari masa lalu atau masa depan. Pemikiran mengenai hal ini kembali menyeruak di kepala saya setelah sebelumnya muncul kala menonton film dengan tema time traveller lainnya seperti Back to the future (1985), Looper (2012), The Umbrella Academy, Interstellar (2014), dan tentu saja yang paling memorable adalah serial Lorong Waktu Pak Haji dan Zidan yang pernah ditayangkan suatu televisi swasta di masa sahur bulan ramadhan, serta film bertema time traveller lainnya.
Dalam perspektif islam menurut pengetahuan saya, waktu adalah hal yang sangat sakral hingga terdapat suatu surah dalam Al-Quran yaitu surah Al-Ashr yang berarti Waktu. Surah tersebut dimulai dengan kalimat Wal ashr yang dapat ditafsirkan menjadi Demi waktu. Allah memulai surah tersebut dengan bersumpah demi waktu, jika Allah bersumpah mengenai suatu hal, hal tersebut adalah mutlak, sakral, tidak bisa dirubah dan tetap akan menjadi rahasia Allah. Sehingga saya pun meyakini bahwa perjalanan waktu adalah suatu hal yang mustahil dapat dilakukan oleh manusia kecuali jika Allah berkehendak sebaliknya.
Kita tentu pernah terpikir untuk dapat kembali ke masa lalu entah itu untuk bertemu orang yang kita sayang yang sekarang sudah meninggal atau bahkan merubah keputusan-keputusan bodoh yang kita lakukan di masa lalu dan hal lainnya, juga keinginan untuk dapat melihat seperti apa masa depan kita. Ini adalah hal wajar namun karena ini merupakan hal yang mustahil, jadi ada baiknya kita jangan terlena dengan pemikiran tersebut. Bukankah lebih baik jika kita menjadikan masa lalu sebagai pelajaran dan fokus melakukan yang terbaik di masa sekarang agar di masa depan kita dapat mengambil keputusan yang lebih baik hingga kejadian di masa lalu tidak terulang lagi?. Mari kita analogikan hidup itu seperti berkendara, kita hanya perlu untuk sesekali menengok ke belakang jika ingin berganti jalur atau ingin maju ke persimpangan lainnya, jika kita terus-terusan menengok ke belakang akhirnya bukan tidak mungkin kita akan menabrak sesuatu di depan bukan?
Pada akhirnya, jalani hidup sebaiknya, sambil jangan lupa untuk berdoa dan berharap semoga masa depan bisa jadi lebih baik lagi. Sekarang, biarkan saya melanjutkan menonton season 3 Dark yang katanya jauh lebih mindblowing lagi daripada 2 season sebelumnya.
Tabalong, 9 agustus 2020
AFR
No comments:
Post a Comment